Friday 17 May 2013

"Syairnya Para Bujangan "

Syairnya Para Bujangan [Anti Galau]


Yaa Ar-Rahman, Maha Pengasih …
Janganlah Engkau biarkan hamba…
Kedinginan tanpa pakaian
Karena Engkau Telah Berfirman…
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ
“Mereka [istri-istri]  adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al-Baqarah: 187]

Yaa Al-Ghani, Maha Pemberi Kecukupan..
Janganlah Engkau Telantarkan Hamba…
Miskin tanpa ladang pencaharian…
Karena Engkau Telah Berfirman…
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ
“Isteri-isterimu adalah (seperti) ladang tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah ladang tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” [Al-Baqarah: 223]

Yaa AL-Mu’thi, Maha Pemberi
Janganlah Engkau biarkan hamba
Menjadi bawahan terus…
Karena Hamba ingin menjadi atasan dan punya bawahan
Karena Engkau Telah Berfirman…
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ
“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah [pengawasan] dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami.” [At-Tahrim: 10]

Ya Al-Jabbar, Maha Perkasa
Jangan biarkan hamba…
Kalah terus tidak pernah menang
Hamba ingin menang dan mendapat ghanimah tawanan perang
Karena Nabi-Mu bersabda,
أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ\
“Hendaknya kalian berwasiat yang baik untuk para wanita karena mereka sesungguhnya hanyalah tawanan yang tertawan oleh kalian” [HR At-Thirmidzi no 1163, Ibnu Majah no 1851 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani]

Yaa Al-Mannan, Maha pemberi Anugrah
Jangan biarkan Hamba…
GALAU SENDIRIAN…
Karena Engkau Telah Berfirman…
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.” [Ar-Rum: 21]

Yaa Al-Mujib, Maha Pengabul Doa…
Kabulkanlah doa Hamba…
Dengan pedamping hidup
Sesuai dengan Sabda Nabi-Mu
لَهُ أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
“Tidakkah ingin kukabarkan wanita apa yang paling baik? “Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)
Syair ini teruntuk saudaraku yang merasa GALAU, Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin

Disempurnakan di Asrama Prajabatan LPMP Mataram, -11/05/2012-
Penyusun: Raehanul Bahraen
Posted on 5/17/2013 02:32:00 pm / 0 komentar / Read More

Thursday 9 May 2013

AKU AKAN KEMBALI KEPANGKUANMU WAHAI IBUNDA



Al Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja Lc, MA (hafidzahullah) AKU AKAN KEMBALI KEPANGKUANMU WAHAI IBUNDA

Syaikh Abdurrozzaq hafizohullah sepekan yang lalu bercerita tentang seorang yang sudah tua yang ditemuinya di pantai jompo, orang tua tersebut mengeluh tentang anaknya yang sudah bertahun-tahun tidak menjenguknya....
Tentunya ini adalah bentuk durhaka kepada orang tua.
berikut ini adalah sebuah syair yang semoga menggugahkan hati kita untuk sering-sering menjenguk atau minilah jika kita jauh dari mereka agara sering menelpon mereka.

AKU AKAN KEMBALI KEPANGKUANMU WAHAI IBUNDA

لَسِوْفَ أَعُوْدُ يَا أُمِّي ... أُقَبِّلُ رَأْسَكِ الزَّاكِي
Aku akan kembali wahai ibunda … untuk mencium keningmu yang suci
أَبُثُّكِ كُلَّ أَشْوَاقِي... وَأَرْشُفُ عِطْرَ يُمْنَاكِ
Aku akan menumpahkan seluruh kerinduanku dan aku akan menghirup wanginya tangan kananmu
أُمَرِّغُ فِي ثَرَى قَدَمَيْكِ... خَدِّي حِيْنَ أَلْقَاكِ
Aku akan menghamparkan pipiku di pasir yang ada di kedua kakimu jika bertemu denganmu ibunda
أُرَوِّي التُّرْبَةْ مِنْ دَمْعِي... سُرُوْرًا فِي مُحَيَّاكِ
Aku akan membasahi tanah dengan air mataku… karena gembira bertemu denganmu ibunda
فَكَمْ أَسْهَرْتِ مِنْ لَيْلٍ... لِأَرْقُدَ مِلْءَ أَجْفَانِي
Betapa sering engkau terhalang dari tidur malam agar aku tidur dengan pulas menutup pelupuk mataku
وَكَمْ أَظْمَئْتِ مِنْ جَوْفٍ... لِتُرْوِيْنِي بِتَحْنَانِي
Betapa sering lehermu kering kehausan untuk bisa menghilangkan dahagaku dengan kelembutan dan kasih sayangmu
وَيَوْمَ مَرِضْتُ لاَ أَنْسَى ... دُمُوْعًا مِنْكِ كَالْمَطَرِ
Dan pada hari tatkala aku sakit.. tidak akan aku lupakan air matamu yang mengalir seperti derasnya hujan
وَعَيْنًا مِنْكَ سَاهِرَةً ... تَخَافُ عَلَيَّ مِنْ خَطْرٍ
Dan tidak akan aku lupakan matamu yang bergadang menahan ngantuk karena mengkhawatirkan aku
وَيَوْمَ وَدَاعِنَا فَجْرًا ... وَمَا أَقْسَاهُ مِنْ فَجْرِي
Hari itu dimana kita berpisah di pagi hari… sungguh itu adalah pagi yang sangat menyedihkan bagiku
يَحَارُ الْقَوْلُ فِي وَصْفِ ... الَّذِي لاَقَيْتِي مِنْ هَجْرِي
Kata-kata tidak mampu mengungkapkan kesedihanmu akibat kepergianku
وَقُلْتِ مَقَالَةً لاَ زِلْتُ ... مُدَّكِرًا بِهَا دَهْرِي
Dan engkau mengutarakan suatu perkataan kepadaku yang selalu ingat sepanjang kehidupanku :
مُحَالٌ أَنْ تَرَى صَدْرًا ... أَحَنَّ عَلَيْكَ مِنْ صَدْرِي
Tidak mungkin engkau akan mendapatkan dada yang lebih lembut dan sayang kepadamu daripada dadaku
بِبِرِّكِ يَا مُنَى عُمْرِي ... إِلَهُ الْكَوْنِ أَوْصَانِي
Allah pemilik alam semesta ini telah berwasiat kepadaku untuk berbakti kepadamu hingga akhir hayatku
رِضَاؤُكِ سِرُّ تَوْفِيْقِي ... وَحُبُّكِ وَمْضُ إِيْمَانِي
Keridhoanmu merupakan kunci kesuksesanku… dan mencintaimu adalah cahaya keimananku
وَصِدْقُ دُعَائِكِ انْفَرَجَتْ ... بِهِ كُرَبِي وَ أَحْزَانِي
Dengan ketulusan doamu maka sirnalah kesulitan dan kesedihanku
وِدَادُكِ لاَ يُشَاطِرُنِي ... بِهِ أَحَدٌ مِنَ الْبَشَرِ
Kecintaanku tulus kepadamu tidak akan terbagi kepada seorangpun
فَأَنْتِ النَّبْضُ فِي قَلْبِي ... وَأَنْتِ النُّوْرُ فِي بَصْرِي
Ibunda engkau menyertai gerakan hatiku… dan engkau adalah cahaya pandanganku
وَأَنْتِ اللَّحْنُ فِي شَفَتِي ... بِوَجْهِكِ يَنْجَلِي كَدَرِي
Ibunda engkau adalah senandung yang menyertai lisanku… dengan memandangku maka hilanglah kegelisahanku
إِلَيْكِ أَعُوْدُ يَا أُمِّي ... غَدًا أَرْتَاحُ مِنْ سَفَرِي
Aku akan kembali kepadamu wahai ibunda esok… dan aku akan beristirahat dari perjalanan jauhku
وَيَبْدَأُ عَهْدِيَ الثَّانِي ... وَيَزْهُو الْغُصْنُ بِالزَّهْرِي
Maka aku akan memulai lembaran baru bersamamu ibunda… dan ranting-rantingpun akan terhias dengan bunga

Via Al Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja Lc, MA (hafidzahullah) 
Posted on 5/09/2013 08:51:00 am / 0 komentar / Read More

Thursday 2 May 2013

Di suatu Maret



Maret ini ku rasakan bahagia 

Karena waktu akan satukan kita
Tapi apa , yang kuharap kinni sirna
Kau berlisan yang buatku terluka

Kau bilang kau tlah bosan
Menantiku yang tak kunjung datang
Padahal aku berjanji pasti kembali
Namun kau tlah berkata,”aku tak tahan lagi,aku takmampu trus begini.Tersiksa sepi tanpamu disisi,sungguh tak mau tersiksa lagi !”

Sungguhku tak sangka kau berkata
Perjuanganku kini berakhir sia2
Semua begitu cepat berlalu hingga kau tega lepaskan aku
Tinggalkanku rapuh terpuruk dalam haru

Tapi sudahlah,ini smua adalah jalan-Nya
Jika itu maumu,kurelakan kepergianmu
Semoga kau dapati pendamping hidup yang mungkin lebih baik dariku


                                                                                                              09 MareT 2007
Posted on 5/02/2013 02:04:00 pm / 0 komentar / Read More
 
Copyright © 2011. Azūru . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates